LLDikti Jateng: Sarjana harus berinovasi

LLDikti Jateng: Sarjana harus berinovasi

tribun-nasional.com – Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VI Jawa TengahBhimo Widyo Andoko mengatakan para sarjana Universitas Muhammadiyah Kudusyang diwisuda harus berinovasi agar memiliki pengaruh di masyarakat.

“Dengan berinovasi diharapkan melahirkan hal-hal yang positif, sehingga bisa mendukung kemajuan profesinya nanti. Jangan lupa untuk meningkatkan kompetensi agar bisa membantu masyarakat,” ujarnya saat menghadiri wisuda ke-26 Universitas Muhammadiyah Kudus (Umku) di Kudus, Rabu.

Hadir dalam wisuda yang berlangsung di Convention Hall UMKU, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Kudus Agus Budi Satriyo dan Ketua Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah Lincolin Arsyad.

Apalagi, kata Bhimo, setelah para sarjana keluar dari kampus Umku, maka masyarakat yang nantinya akan menilai setelah lulus kuliah semakin berkembang atau tidak.

Ia juga mengingatkan para sarjana agar mampu menguasai teknologi karena saat ini teknologi informasi begitu dibutuhkan dalam kehidupan, termasuk dalam mendukung pengembangan karir kedepan.

Rektor Umku Dr NsRusnoto menyebutkan Umku telah meluluskan 806 wisudawan dari program studi kesehatan, farmasi, apoteker, keperawatan, ners, dan kebidanan baik sarjana maupun diploma.

Dari ratusan wisudawan, tercatat ada 191 wisudawan mendapat predikat cumlaude dan 12 lulusan terbaik dengan nilai IPK tertinggi 3,94 diraih oleh wisudawan dari Prodi Apoteker Ranti Hastuti dan Rina Rahmawati.

Ia juga menekankan pentingnya keahlian dan pengetahuan untuk senantiasa diasah dari waktu ke waktu.

“Gelar ijazah bukan segalanya, kepribadian, etos kerja, soft skill, tata krama, menghormati orang tua, menghargai sesama dan yang muda harus dipraktikkan,” ujarnya.

Para sarjana juga diminta mengubah cara berpikir menghadapi era revolusi industri 4.0 yang ditandai perkembangan luar biasa di bidang internet, untuk pandai membaca peluang dan jangan hanya berpikir untuk mencari pekerjaan, tetapi juga berpikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

“Era disrupsi, teknologi dan era berbasis cyber physical system ini, dipercaya akan mengurangi secara signifikan penggunaan tenaga manusia. Hal ini merupakan tantangan baru bagi para alumni perguruan tinggi, bagaimanapun kondisi ini sudah ada di depan mata, sehingga mau tidak mau para alumni perguruan tinggi harus menghadapi semua tantangan ini demi masa depan,” ujarnya.

Ia optimistis dengan pola pikir berkembang membuat para sarjana akan selalu mengembangkan diri dan memiliki berbagai keterampilan baru untuk ikut mengambil peran terbaik dalam mewujudkan masa depan yang gemilang.