Xi Jinping Kembali Pimpin China, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Saham?

Xi Jinping Kembali Pimpin China, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Saham?

tribun-nasional.com – Jakarta – Presiden China Xi Jinping kembali menjabat pada masa jabatan ketiga, dan hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk, ditulis Senin (31/10/2022), penetapan Xi Jinping kembali jadi presiden tersebut tidak mengejutkan pasar keuangan. Namun, nada pidato Xi Jinping menyinggung pembukaan China dan tetap berhubungan dengan negara lainnya.

“Namun, berdasarkan apa yang telah kita lihat selama 3-4 tahun terakhir ini sepertinya tidak terlalu mungkin untuk direalisasikan dan pasar cenderung melihat tujuan ini dengan skeptis terutama mengingat pidatonya tentang Taiwan, dominasi China pada 2049,”

Sementara itu, sebagian besar negara barat menilai China sebagai “musuh bersama”. Di sisi lain ketegangan geopoltik meningkat. Lalu bagaimana dampaknya terhadap Indonesia?

China mungkin bertentangan dengan kepentingan barat. Namun, hal itu tidak selalu demikian pasar negara berkembang? China telah berinvestasi di sejumlah negara berkembang antara lain Meksiko, India dan Indonesia. Indonesia pun diuntungkan oleh China. Hal ini seiring Indonesia diuntungkan dari harga komoditas. China banyak investasi di dalam down streaming di Indonesia pada paruh pertama 2022.

Di sisi lain, pada semester I 2022, IHSG tumbuh didukung sektor komoditas dan keuangan. “Dari sini kita bisa melihat dalam situasi geopolitik, pemenangya negara yang pertahankan netral namun dapat manfaat dari barat dan timur,”

Ashmore pun tetap pertahankan pandangan untuk rekomendasi saham overweight. Sektor komoditas dan keuangan jadi pilihan seiring sektor tersebut memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi Indonesia. “Sementara itu, kami pertahankan sikap hati-hati terhadap obligasi karena kenaikan suku bunga belum menunjukkan tanda melambat sejauh ini.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja IHSG pada 24-28 Oktober 2022

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu melanjutkan penguatan pada perdagangan 24-28 Oktober 2022. Penguatan IHSG tersebut ditopang rilis kinerja emiten dan aksi beli investor asing.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 0,55 persen ke posisi 7.056,04 pada 24-28 Oktober 2022. Pada pekan lalu, IHSG ditutup ke posisi 7.017,77. Kenaikan IHSG ini juga diikuti kapitalisasi pasar bursa. Kapitalisasi pasar bursa bertambah 0,57 persen menajdi Rp 9.368,32 triliun dari Rp 9.315,21 triliun pada pekan sebelumnya.

Selama sepekan, mayoritas sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXfinance turun 0,13 persen dan IDXinfrastruktur tergelincir 1,14 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXhealth melonjak 2,46 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi mendaki 1,83 persen.

Kemudian indeks sektor saham IDXindustry menanjak 1,77 persen, indeks sektor saham IDXproperty bertambah 1,4 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal naik 1,26 persen. Selanjutnya indeks sektor saham IDXenergy bertambah 0,42 persen, indeks sektor saham IDXtechno menanjak 0,33 persen dan indeks sektor saham IDXbasic menguat 0,01 persen.

Investor asing membukukan nilai beli bersih saham Rp 1,45 triliun pada 28 Oktober 2022. Pada pekan ini, investor asing membukukan aksi beli saham mencapai Rp 4,26 triliun. Sepanjang 2022, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 79,78 triliun.

Kata Analis

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi sentimen dalam negeri dan luar negeri. Dari global, sejumlah negara maju mencatat kenaikan inflasi. Namun, ekonomi Amerika Serikat terdapat perkembangan seperti tumbuhnya ekonomi Amerika Serikat pada kuartal III 2022, turunnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun ke bawah 4 persen. “Serta ada sinyal dari beberapa pejabat the Fed mengenai kebijakan moneter AS yang akan cenderung slowing down dan tidak agresif,” tutur dia.

Sedangkan dari dalam negeri, rilis kinerja emiten pada kuartal III 2022 cukup baik mengingat kinerja baik terutama bank besar yang bukukan kinerja baik.

“Untuk pekan depan, nampaknya IHSG masih dipengaruhi oleh rilis kinerja emiten serta rilis data inflasi yang secara konsensus diperkirakan naik ke angka 6 persen,” ujar dia.

Ia mengatakan, IHSG akan uji level resistance di 7.108. “Apabila mampu break nampaknya akan menuju ke 7.136,” kata dia.

Penutupan Wall Street 28 Oktober 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Jumat, 28 Oktober 2022 setelah data ekonomi menunjukkan inflasi yang melambat dan konsumen yang stabil. Wall street menanjak meski saham Amazon anjlok.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melesat 828,52 poin atau 2,6 persen lebih tinggi ke posisi 32.861,80. Indeks S&P 500 bertambah hampir 2,5 persen ke posisi 3.901,06. Indeks Nasdaq melesat 2,9 persen ke posisi 11.102,45.

Selama sepekan, indeks acuan membukukan kenaikan. Wall street mencatat kenaikan dalam empat minggu berturut-turut untuk indeks Dow Jones. Indeks Dow Jones bertambah 5,7 persen dalam sepekan, dan catat kinerja terbaik sejak Mei 2022. Kenaikan indeks Dow Jones ini juga berada di jalur untuk bulan terbaiknya sejak Januari 1976.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 3,9 persen dan 2,2 persen pada pekan ini. Pasar saham telah bergejolak pekan ini seiring investor melepas saham teknologi menyusul hasil dan prospek yang lemah dari Microsoft, Alphabet dan Meta. Investor beralih ke saham yang sensitif secara ekonomi akan diuntungkan jika ekonomi AS dapat melewati resesi.

Pada saat yang sama, investor telah menemukan harapan dalam data yang keluar selama sepekan yang menunjukkan inflasi mungkin mereda, meningkatkan optimisme the Federal Reserve (the Fed) dapat mematahkan tren kenaikan suku bunga 75 basis poin setelah pertemuan November 2022.

“Data inflasi sebenarnya tidak terlalu buruk. Laba tidak besar, tetapi tidak buruk. Ketika anda memiliki jalan tengah itu, itu membatu pasar saham,” ujar Chief Investment Officer Verance, Megan Horneman, dikutip dari CNBC, Sabtu (29/10/2022).