Dicoret PSN hingga ‘Diamuk’ Megawati, Pembangunan Bandara Bali Utara Tetap Jalan!

Dicoret PSN hingga ‘Diamuk’ Megawati, Pembangunan Bandara Bali Utara Tetap Jalan!

Dicoret PSN hingga ‘Diamuk’ Megawati, Pembangunan Bandara Bali Utara Tetap Jalan!

tribun-nasional.com – PT BIBU Panji Sakti menegaskan pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di lokasi pesisir Kubutambahan, Buleleng, Bali tetap akan dilakukan. Meskipun bandara ini menuai amukan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan juga didepak dari daftar Program Strategis Nasional (PSN).

Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo mengatakan pihaknya sudah menyiapkan berbagai hal untuk membangun bandara. Mulai dari komitmen investasi dari investor hingga komitmen kerja sama dengan para kontraktor.

Namun, sampai saat ini pihaknya belum bisa memulai pekerjaan karena masih menunggu penetapan lokasi atau penlok pembangunan bandara dari Kementerian Perhubungan. Bila penlok sudah turun, pihaknya akan langsung mempercepat penggarapan Bandara Bali Utara.

“Persiapan sih sudah melangkah cukup jauh lah, makanya tidak mungkin dihentikan. Persiapan sudah signifikan, tinggal penlok turun langsung groundbreaking, siap sekali kita,” ungkap pria yang akrab disapa Iwan ini saat berbincang dengan, di kantornya yang terletak di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Rabu (18/1/2023).

“Sekarang bolanya di Kemenhub, kalau penlok keluar langsung jalan kita proyeknya,” ujarnya.

Iwan menjelaskan pihaknya sudah meneken komitmen investasi dengan lembaga United Nations Sustainable Development Group (UNASDG) sebesar Rp 50 triliun. Dana segitu besar bakal digunakan untuk membangun bandara, aerocity, dan pengembangan aerotropolis. Khusus bandara sendiri biayanya mencapai Rp 17 triliun.

“Kita ini investasi sendiri, murni tanpa APBN. Karena skemanya KPBU,” sebut Iwan.

Kontraktornya sendiri sudah ada China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG) yang merupakan anak usaha salah satu BUMN terbesar di Negeri Tirai Bambu, China State Construction Engineering Corp. Ltd (CSCEC). Pihaknya juga menjalin kerja sama dengan kontraktor BUMN.

“Sebetulnya sudah aman semuanya, pembiayaan sudah ada agreement Rp 50 triliun dengan suatu lembaga. Kontraktor juga aman dari China, kontraktor lokal juga sudah siap. Supplier aja nih sudah pada datang ke lokasi site kita,” ungkap Iwan.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Sambil menunggu penlok keluar dari Kemenhub, Iwan menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa untuk mengeluarkan surat penetapan KPBU kepada PT BIBU Panji Sakti untuk menggarap Bandara Internasional Bali Utara.

“Bappenas itu minta kita loncat lebih awal, tanpa ada penlok kita langsung dapat penetapan KPBU. Nah itu sudah dikeluarkan surat oleh Bappenas bahwa usulan KPBU itu sudah ada, kita tinggal tunggu balasan dari Kemenhub. Surat itu meminta kita menyiapkan segala hal soal KPBU itu, setelah KPBU selesai diharapkan penlok turun,” Ungkap Iwan.

Setelah penlok turun, Iwan menyatakan pihaknya akan langsung melakukan groundbreaking, bila perlu akan mengundang Presiden Joko Widodo.

Setelah groundbreaking pihaknya akan membuat detailed engineering design (DED) selama 2-3 bulan. Baru lah konstruksi bisa dikebut. Apabila penlok turun tahun ini, 3 tahun ke depan bandara akan selesai pembangunannya.

“Setelah groundbreaking, habis itu kita butuh waktu 2-3 bulan untuk detail engineering design. Konsep desain awal kita masukkan secara detil, tiang pancang berapa, pasirnya berapa,” ungkap Iwan.

Di tahun 2026, targetnya Bandara Bali Utara akan memiliki runway pertamanya sepanjang 3,7 km. Kemudian, tahun pertama proyeksi penumpang akan berada di angka 10 juta orang.

“Di tahun pertama 10 juta penumpang, 5 tahun nambah, dan 2060 itu targetnya 30 juta penumpang. Runway pertama 3,7 km, 1800 meter yang kedua,” jelas Iwan.

Pengaruh Didepak PSNTengah tahun 2022 yang lalu, Bandara Bali Utara didepak dari daftar proyek startegis nasional (PSN) yang dibuat pada 2020. Iwan menjelaskan proyek bandara yang dibesut di Buleleng itu didepak dari PSN karena penyelesaiannya bisa mencapai 2024 lebih.

Rencananya, bila 2020 penlok bandara sudah turun, tahun 2023 Bandara Bali Utara sudah operasi. Hanya saja, sampai tahun 2022 pun penlok belum turun. Pembangunan bandara sendiri memakan waktu 3 tahun, makanya diprediksi Bandara Bali Utara tidak akan selesai 2024.

“Ketika kami masuk PSN di 2020, rencananya bangun bandara kan 3 tahun, harusnya 2023 selesai dong. Nah dalam perjalanannya di 2022 mulai aja belum dapat kan penlok malah nggak turun-turun. Makanya kita jelas fase-nya nggak kelar di 2024. Makanya kita dikeluarkan, tapi bukan berarti berhenti ini tetap akan jalan,” sebut Iwan.

Malah, Iwan justru merasa lebih enteng proyeknya tak bercap PSN. Pasalnya, dalam pembangunannya PT BIBU tak mesti dikejar-kejar target selesai pada 2024.

“Justru ini malah sudah baik buat kami tanpa PSN, karena kita nggak dikejar-kejar lagi target kelar 2024, kan kita bukan Roro Jonggrang juga kan bisa bangun apa-apa dalam semalem,” ungkap Iwan.