BEI Kantongi 45 Perusahaan yang Proses IPO

BEI Kantongi 45 Perusahaan yang Proses IPO

tribun-nasional.com – Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penggalangan dana di pasar modal melalui pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) mencapai Rp 22 triliun.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman menyebutkan, total dana dihimpun itu berasal dari 44 emiten baru yang tercatat di BEI sepanjang 2022.

“Dari sisi supply atau IPO perusahaan, sepanjang 2022 terdapat 44 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI dengan nilai fundraising mencapai Rp 22 triliun. Hal ini menghantarkan BEI mencapai pencatatan sebanyak 810 perusahaan tercatat,” beber Iman dalam TICMI Capital Market Conference 2022, Senin (31/10/2022).

Tren pencatatan ini juga diharapkan berlanjut sampai akhir tahun karena masih ada 45 calon emiten yang tengah berada pada pipeline IPO Bursa. Keyakinan ini merujuk pada kondisi pasar modal Indonesia yang masih terpantau stabil kendari berada di tengah pasar yang dinamis. Hingga akhir minggu lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada level 7.017,77 atau tumbuh 6,63 persen ytd.

Diikuti nilai kapitalisasi pasar yang tumbuh 12,8 persen ytd mencapai Rp 9.315 triliun. Jika dibandingkan dengan Bursa global lainnya yang memiliki kapitalisasi pasar yang memiliki lebih dari USD 100 miliar, kinerja indeks global Indonesia berada pada posisi ke lima di dunia setelah pasar saham Turki, Chili, Qatar dan Brazil.

“Hal ini menjadi cerminan keyakinan investasi dari pelaku pasar dan kami di BEI meyakini hal ini merupakan hasil kerja sama seluruh stakeholder dalam membangun pasar modal Indonesia,” kata Iman.

Pertumbuhan IHSG turut ditopang dengan likuiditas perdagangan yang terjaga dengan rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 15,2 triliun atau tumbuh 13 persen ytd. Begitu pula frekuensi transaksi harian yang mencapai lebih dari 1,3 juta dan volume transaksi 24,4 miliar saham per hari atau masing -masing tumbuh 4,6 dan 18,1 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

BEI Bidik Pencatatan 70 Efek Baru pada 2023

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pencatatan 70 efek baru pada tahun depan. Efek tersebut terdiri dari berbagai instrumen termasuk pencatatan efek saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan Efek Beragun Aset (EBA).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, keyakinan itu merujuk pada kondisi fundamental Indonesia seiring dengan pemulihan ekonomi yang mulai berlangsung sepanjang 2022.

BEI juga akan tetap memperhatikan perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia serta kondisi perekonomian global. Nyoman menerangkan, target pencatatan efek baru tahun depan lebih tinggi dari target tahun ini sebanyak 68 pencatatan efek. Hingga saat ini, Nyoman mengatakan pencatatan efek baru masih didominasi oleh saham.

“Per hari ini sudah 44 (saham baru) yang tercatat. Kemudian ada ETF 1, EBUS yang baru itu 8 dari target kita yang sebelumnya hanya 5. Jadi capaian kita dari 68 saat ini sudah sekitar 51 dari total instrumen. Jadi capaian kita saat ini relatif sudah hampir 75 persen,” kata Nyoman dalam konferensi pers usai RUPS BEI, Rabu (26/10/2022).

Sementara itu, Nyoman mengatakan masih ada 45 perusahaan yang antre pada pipeline pencatatan saham BEI. 11 perusahaan di antaranya telah mendapat pernyataan pra efektif dan empat perusahaan telah mendapatkan izin prinsip.

“15 perusahaan iini mudah-mudahan siap akan tercatat. Jadi tadi kalau 44 perusahaan (sudah IPO), ditambah 15 perusahaan (yang ada di pipeline), mudah-mudahan akan jauh kita capai dari target,” imbuh Nyoman.

44 Emiten Baru Raup Dana Rp 21,8 Triliun Melalui IPO

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 20 September 2022, ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 21,8 triliun.

“Hingga 20 September 2022 telah ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 21,8 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (21/9/2022).

Saat ini BEI juga proses 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga 19 September 2022. Nyoman menambahkan, dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Untuk sektor sahamnya ada dari sektor energi, teknologi dan keuangan. Namun, Nyoman belum menyampaikan detil mengenai perusahaan tersebut hingga perusahaan itu mendapatkan izin publikasi dari OJK.

Seiring jumlah calon perusahaan tercatat dalam pipeline itu, ia berharap pencatatan saham pada 2022 dapat melebihi pencapaian 2021.

“Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, kami berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu,” kata dia.

Sektor Saham

Berdasarkan catatan BEI, berikut klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:

-4 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)

-7 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

-18 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Rincian sektornya antara lain:

-1 perusahaan dari sektor basic materials

-4 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-3 perusahaan dari sektor consumer non siklikal

-2 perusahaan dari sektor energi

-2 perusahaan dari sektor keuangan

-4 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan

-2 perusahaan dari sektor industri

-1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

-5 perusahaan dari sektor teknologi

-4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.