Tuai Pro-Kontra, Ini Kontroversi Proyek Jembatan Selat Bali

Tuai Pro-Kontra, Ini Kontroversi Proyek Jembatan Selat Bali

2 menit

Proyek Jembatan Selat Bali lebih dulu digagas dari Jembatan Suramadu. Namun, proyek ini ternyata menuai kontroversi sejak awal.

Hingga saat ini, Pulau Jawa dan Pulau Bali belum dihubungkan dengan jembatan.

Siapapun yang ingin menyebrang melalui jalur darat dari Pulau Jawa menuju Bali, maka harus melalui Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk.

Jalur penyebrangan Ketapang-Gilimanuk ini menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia, khususnya ketika hari libur.

Proyek Jembatan Selat Bali pertama kali digagas oleh Prof. Dr. (HC) Ir. Sedyatmo, guru besar di ITB, pada tahun 1960.

Proyek tersebut diberi nama Tri Nusa Bimasakti yang berarti penghubung antara tiga pulau, yakni Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali.

Melansir dari berbagai sumber, berikut ini alasan kenapa proyek Jembatan Selat Bali tidak dibangun.

Kontroversi Proyek Jembatan Selat Bali

Tuai Pro-Kontra, Ini Kontroversi Proyek Jembatan Selat Bali

sumber: wikipedia.org

1. Penolakan dari Masyarakat Bali

I Komang Arsana, Ketua Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Jembrana, menyatakan penolakan terhadap rencana pembangunan proyek Jembatan Selat Bali.

Mengutip dari tempo.co, PHDI pernah memberikan pertimbangan terhadap rencana pembangunan jembatan di atas Selat Bali untuk menghubungkan kedua pulau.

PHDI menyebutkan bahwa jembatan tersebut nantinya akan dibangun dalam ketinggian yang lebih tinggi atau berada di atas lautan dan daratan.

Dalam agama Hindu, terdapat sebuah kepercayaan di mana posisi manusia tidak boleh lebih tinggi dari padmasana atau tempat umat Hindu berdoa dan meletakkan sesaji.

Padmasana adalah tempat suci yang harus dijaga kesuciannya dengan menjaga posisi manusia dan bangunan di sekitarnya harus rendah.

Lalu merujuk pada mitologi Hindu yang sudah menjadi bagian dalam sejarah Bali, Dang Hyang Sidimantra sengaja memutus Pulau Bali dengan Pulau Jawa.

Bali dan Jawa sejak awal memang sudah dibuat sedemikian rupa, harus dibatasi laut yang merupakan salah satu filter atas hal-hal negatif dan pengaruh buruk dari luar Bali.

2. Kepadatan Penduduk

Apabila proyek jembatan ini dibangun, maka akan ada potensi lonjakan pendatang yang akan masuk ke Pulau Bali.

Kepadatan penduduk ini pun akan berdampak terhadap faktor keamanan, di mana tingkat kejahatan di Bali bisa meningkat karena orang akan dengan mudahnya keluar-masuk.

***

Semoga bermanfaat, Sahabat 99.

Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.

Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya Griya Megah Land!

Artikel ini bersumber dari www.99.co.

Tinggalkan Balasan