Bisnis  

Karya Steve Jobs & Bos Spotify yang Dulu Diremehkan Orang

Karya Steve Jobs & Bos Spotify yang Dulu Diremehkan Orang

Karya Steve Jobs & Bos Spotify yang Dulu Diremehkan Orang

tribun-nasional.com – Memulai bisnis memang tidak mudah, rasa takut gagal, rugi, dan lainnya bisa saja muncul secara tiba-tiba. Tapi jika Anda sudah yakin dan memiliki keamanan finansial yang baik, ada baiknya ada tetap percaya diri untuk lanjut berbisnis.

Perlu diketahui bahwa kesuksesan seseorang menciptakan produk tidak selamanya mulus. Sebagian orang kerap kali diremehkan banyak pihak atas inovasinya.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas kisah empat orang dengan hasil karyanya yang sempat diremehkan.

Anda mungkin tidak akan menyangka bahwa produk-produk top hasil karya mereka, pernah dicaci atau diprediksi bakal gagal. Untung saja, desainer produk ini yakin dengan hasil karyanya, dan bisa mematahkan omongan banyak orang yang memandangnya sebelah mata.

Penasaran siapa saja mereka? Berikut ulasannya.

Pada 1998 silam, lahir perangkat digital pemutar musik pertama di Korea Selatan bernama MPMan. Produk ini laris terjual 50 ribu unit secara global.

Dan tiga tahun setelah produk itu lahir, Steve Jobs yang mewakili Apple meluncurkan perangkat pemutar musiknya yang bernama iPod. Peluncuran alat pemutar musik ini dinilai telat tiga tahun, dan saat itu iPod diprediksi tidak bisa mengalahkan MP3 Player lainnya.

Tapi, kenyataannya justru sebaliknya. Pada April 2003, Apple meluncurkan iTunes Music Store untuk memudahkan para pengguna membeli album dari artis favorit mereka.

Dan pada 2004 hingga 2005, penjualan iPod melonjak dan iPod resmi menjadi pembunuh MP3 player merek lain.

Selain iPod, kita tentunya juga cukup familiar dengan produk bernama iPad. Perangkat ini diluncurkan Jobs pada 2010 silam, dan pada saat itu iPad dihujani kritik pedas dari masyarakat.

Tidak sedikit orang yang menganggapnya sebagai sebagai “iPhone raksasa” karena fungsinya mirip, hanya saja ukurannya lebih besar. iPad juga dinilai sebagai produk teknologi serba tanggung, bukan telepon dan bukan juga laptop.

Meski demikian, lama kelamaan banyak yang akhirnya sadar bahwa iPad adalah alat yang nyaman digunakan untuk menonton video, film, membaca e-book, hingga bekerja. Penjualannya pun kian melonjak.

Meski diawal 2014 hingga 2016, penjualan iPad sempat mengalami penurunan dari 14,62 juta unit ke 9,95 juta. Tapi di tahun 2017 justru kembali sehat karena berhasil terjual 11,4 juta unit.

Siapa yang tidak kenal dengan WhatsApp? Anda pasti merupakan salah satu penggunanya.

Saat aplikasi ini diluncurkan pada 2009, WhatsApp sering mengalami crash dan error ketika digunakan. Kabarnya, hanya 250 orang saja yang saat itu mengunduh WhatsApp, sementara Popularitas Blackberry Messenger tampaknya sulit untuk dikalahkan.

Jan Koum, co-founder Whatsapp pun sempat ragu untuk mengembangkan aplikasinya sendiri. Tapi akhirnya, dia memutuskan untuk berjuang dengan merilis WhatsApp versi 2.0. Dari situlah akhirnya, pengguna WhatsApp bertambah jadi 250 ribu.

Koum pun mulai percaya diri untuk mencari investor guna mendanai proyek pengembangan aplikasi ini. Alhasil, aplikasi ini pun semakin berkembang dan pada 2013, Koum menjualnya ke Facebook dengan harga US$ 19 miliar.

Layanan pemutar musik dan radio asal Swedia ini cukup populer di Indonesia, mengingat dari pertama kali diluncurkan pada 2016, 4 miliar lagu telah diputar oleh user Indonesia.

Bukan cuma lagi, Spotify juga terkenal menyediakan konten podcast dari berbagai kreator.

Pada saat layanan ini dirancang, co-founder Spotify, Daniel Ek, menghadapi tantangan terberat. Banyak label musik yang menganggap remeh layanan yang satu ini, lantaran Spotify dianggap tidak bakal menghasilkan banyak keuntungan.

Tapi apa buktinya? Sekarang sudah ada 32 juta pelanggan berbayar Spotify yang tersebar di seluruh dunia. Layanan ini juga hadir di 60 negara.

Terbukti bahwasannya dalam jangka panjang, aplikasi ini bisa membantu musisi dalam memasarkan karyanya.

Yang terakhir ini kisah singkat Tim Berners-Lee, pencipta World Wide Web pada 1989 silam. Apa Anda familiar dengan produk teknologi ini? Ketika Anda masuk ke browser Internet, pasti mengetik “www” untuk menuju situs tertentu? Nah itulah singkatan dari World Wide Web.

Seperti diberitakan di CNBC International, temuan ini pada awalnya dianggap bahaya dan cukup membingungkan. Awalnya, Lee mengajukan proposal yang kemudian menjadi World Wide Web kepada bosnya di European Organization for Nuclear Research (CERN).

Namun Bosnya, Mike Sendall memberikan umpan balik kurang bersemangat dengan ide revolusioner ini. Oleh karena itu, proposalnya soal WWW ditolak.

Setahun kemudian, Sendall menyetujui proposal tersebut. Sendall memberi izin Lee untuk membeli komputer NeXT berkinerja tinggi.

Lee sejatinya memiliki ide untuk menciptakan akses universal untuk penggunaan internet, tak hanya untuk berkomunikasi tapi juga untuk penyimpanan data. Seperti diketahui, internet sudah ada pada 1989 silam, dan berbentuk jaringan besar komputer yang terhubung.

Itulah empat penemu produk teknologi yang sempat diremehkan, tapi ternyata sukses di kemudian hari.

Adapun pelajaran yang bisa didapat dari kisah mereka adalah, jangan pernah kecil hati atas apa yang kita bangun. Bisa jadi, kesuksesan itu kita dapatkan di masa depan.